Panglima Kodam XVII Cendrawasih, Mayjen TNI Christian Zebua mengakui adanya provokasi kelompok tertentu untuk memboikot pemilihan presiden di Papua. Seperti yang terlihat di salah satu dinding putih yang dekat dengan Universitas Cendrawasih di Waena, Pinggiran Jayapura. Tulisan berwarna merah tersebut, berisikan “boikot pilpres NKRI”.
Provokasi ini dinilainya sporadis karena tidak berpengaruh bagi rakyat papua. “Nyatanya pengaruh-pengaruh mereka tidak siginifikan, itu terlihat dari beberapa kegiatan selama ini, mereka tidak membuat apa-apa,” ungkapnya.
Sebelumnya, provokasi juga ditemukan pihak Kodam. Bentuknya berupa teror melalui SMS dan selebaran yang berisi ajakan untuk golput dan memboikot Pemilu. Selanjutnya, terdapat ancaman yang diduga berasal dari kelompok sipil bersenjata. Pangdam Zebua menyatakan bahwa penembakan akan terus terjadi di sejumlah pos TNI/Polri menjelang pilpres. “Sejumlah gangguan itu telah diantisipasi personil gabungan,” tegasnya.
Menurutnya masyarakat cukup cerdas dalam menanggapi provokasi ini. Untuk pengamanan Pemilu di 9 Juli mendatang tidak mengalami penambahan. Menurutnya, aparat keamanan di Papua lebih mengedepankan tindakan preventif untuk melindungi keamanan masyarakat.
Untuk mengatasi serangkaian ancaman jelang pilpres, TNI akan membantu Polri menjaga keamanan. Ditambah dengan lima ribu prajurit yang juga disiapkan sebagai cadangan. Daerah yang menjadi prioritas pengamanan kebanyakan daerah perbatasan dan pengunungan. Antara lain Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Nduga, Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Puncak Jaya, dan Kabupaten Sarmi.
Baca Juga: